ترجمة سورة الفتح

الترجمة الإندونيسية للمختصر في تفسير القرآن الكريم

ترجمة معاني سورة الفتح باللغة الإندونيسية من كتاب الترجمة الإندونيسية للمختصر في تفسير القرآن الكريم.
من تأليف: مركز تفسير للدراسات القرآنية .

1.     Sesungguhnya Kami telah memberikan kemenangan kepadamu -wahai Rasul- dengan kemenangan yang nyata dengan perjanjian Hudaibiyah.
2. Agar Allah mengampuni dosamu yang telah lalu sebelum kemenangan ini dan yang akan datang dan menyempurnakan kenikmatan-Nya kepadamu dengan kemenangan agamamu serta menuntunmu kepada jalan yang lurus, tidak ada bengkoknya, yaitu jalan Islam yang lurus.
3.     Dan agar Allah menolongmu menghadapi musuh-musuhmu dengan pertolongan yang kuat, tidak ada seorangpun yang bisa menolaknya.
4. Allah lah yang menurunkan keteguhan dan ketenangan di dalam hati orang-orang yang beriman supaya keimanan mereka bertambah lebih dari keimanan mereka sebelumnya, dan hanya milik Allah sajalah tentara langit dan bumi, dengannya Allah menguatkan hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui maslahat para hamba-hamba-Nya dan Maha Bijaksana dalam memberikan pertolongan dan keteguhan.
5. Supaya Allah memasukkan orang-orang laki-laki dan perempuan yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya ke dalam Surga yang di bawah istana-istana dan pepohonannya mengalir sungai-sungai dan menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka sehingga Dia tidak membalas mereka karenanya. Dan yang disebutkan itu; dari mulai mendapatkan apa yang diinginkan yaitu Surga, dan dijauhkan dari yang tidak disukainya yaitu dibalasnya kesalahan-kesalahan mereka, merupakan kemenangan yang besar di sisi Allah, tidak ada lagi kemenangan yang mendekatinya.
6. Dan supaya Allah menyiksa orang-orang munafik laki-laki dan perempuan serta menyiksa orang-orang yang musyrik laki-laki dan perempuan kepada Allah yang berprasangka buruk kepada Allah bahwa Allah tidak akan menolong agama-Nya, tidak meninggikan kalimat-Nya dan bahwa giliran kekalahan ada pada orang-orang yang beriman, namun ternyata giliran kekalahan ada pada mereka. Dan Allah murka pada mereka disebabkan kekufuran mereka dan prasangka buruk mereka dan Allah mengusir mereka dari rahmat-Nya serta menyiapkan bagi mereka di Akhirat neraka Jahanam yang mereka masuki selama-lamanya di dalamnya, dan neraka Jahanam adalah seburuk-buruk tempat mereka kembali.
7. Dan milik Allah sajalah tentara langit dan bumi, dengannya Allah menguatkan hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Perkasa, tidak ada seorangpun yang mampu mengalahkan-Nya, dan Maha Bijaksana dalam penciptaan-Nya, takdir-Nya dan pengaturan-Nya.
8. Sesungguhnya Kami mengutusmu -wahai Rasul- sebagai saksi, engkau bersaksi atas umatmu pada hari Kiamat dan sebagai pemberi kabar gembira untuk orang-orang yang beriman dengan apa yang telah disediakan bagi mereka di dunia berupa pertolongan dan keteguhan, dan dengan apa yang telah disediakan untuk mereka di Akhirat berupa kenikmatan, serta sebagai pemberi rasa takut kepada orang-orang kafir atas apa yang telah disediakan bagi mereka di dunia berupa kehinaan dan kekalahan dari orang-orang yang beriman, dan dengan apa yang telah dijanjikan bagi mereka di akhirat berupa siksa pedih yang menunggu mereka.
9. Dengan harapan kalian beriman kepada Allah dan beriman kepada Rasul-Nya, mengagungkan Rasul-Nya, meninggikannya dan mensucikan Allah pada permulaan siang dan akhirnya.
10. Sesungguhnya orang-orang yang berjanji setia kepadamu -wahai Rasul- dalam Bai’atur Riḍwān untuk memerangi penduduk Makkah yang musyrik, sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah, karena Dia lah yang memerintahkan untuk memerangi kaum musyrikin dan Dia yang memberi pahala kepada mereka. Tangan Allah berda di atas tangan mereka saat berjanji setia, dan Dia mengetahui kondisi mereka, tidak ada sedikitpun yang tersembunyi bagi-Nya dari mereka. Maka barangsiapa mengingkari janjinya dan tidak menepati apa yang telah dijanjikan kepada Allah untuk menolong agama-Nya, maka sesungguhnya dampak buruk pengingkarannya terhadap janji setianya dan pengingkarannya terhadap perjanjiannya kembali kepada dirinya sendiri, sementara Allah sama sekali tidak mendapat dampak buruknya. Dan barangsiapa menepati apa yang telah dijanjikan kepada Allah untuk menolong agama-Nya, maka Allah akan memberikan kepadanya pahala yang besar, yaitu Surga.
11. Orang-orang Badui tidak ikut menemani perjalananmu ke Mekah akan berkata kepadamu -wahai Rasul- jika kamu menghardik mereka, “Tugas menjaga harta dan anak-anak kami telah melalaikan kami dari keluar untuk berjuang bersamamu, maka mohonkan ampunan dari Allah bagi kami terkait dosa-dosa kami.” Mereka berkata dengan lisan mereka apa yang tidak ada di dalam hati mereka berupa permintaan ampunan Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- untuk mereka, karena mereka tidak bertobat dari dosa-dosa mereka. Katakan kepada mereka, “Tidak ada seorangpun yang mampu menghalangi dari kalian apabila Allah menghendaki kebaikan untuk kalian atau menghendaki keburukan untuk kalian, bahkan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan, tidak ada sedikitpun dari amal perbuatan kalian yang luput dari-Nya meski kalian menyembunyikannya.
12. Apa yang kalian jadikan alasan berupa kesibukan menjaga harta dan anak-anak bukanlah sebab dari ketertinggalan kalian untuk keluar bersama Nabi, justru kalian mengira bahwa Rasul dan para shahabat akan binasa semuanya dan tidak kembali kepada keluarganya di Madinah. Setan telah menjadikan hal itu indah di hati kalian, kalian telah berprasangka buruk terhadap Rabb kalian bahwa Dia tidak akan menolong Nabi-Nya, dan kalian menjadi kaum yang binasa karena keberanian kalian berprasangka buruk terhadap Allah dan tidak mau keluar bersama Rasul-Nya.”
13. Dan barangsiapa tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ia adalah orang kafir. Dan Kami telah menyiapkan bagi orang-orang kafir kepada Allah pada hari Kiamat neraka yang menyala, mereka disiksa di dalamnya.
14. Dan hanya milik Allah sajalah kerajaan langit dan kerajaan bumi, Dia mengampuni dosa-dosa siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya dan memasukkannya ke dalam Surga dengan anugerah-Nya, dan Dia menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya dengan keadilan-Nya. Dan Allah Maha Pengampun dosa-dosa orang yang bertobat dari hamba-hamba-Nya sebagai bentuk kasih sayang-Nya.
15. Orang-orang yang dibiarkan Allah tertinggal akan berkata, “Jika kalian -wahai orang-orang yang beriman- berangkat untuk mengambil harta rampasan perang Khaibar yang telah dijanjikan oleh Allah untuk kalian setelah perjanjian Hudaibiyah, maka biarkan kami keluar bersama kalian untuk mendapat bagian darinya.” Orang-orang yang tertinggal itu -dengan permintaan mereka ini- ingin merubah janji Allah yang telah dijanjikan untuk orang-orang yang beriman sesudah perjanjian Hudaibiyah agar Allah memberikan harta rampasan perang hanya kepada mereka saja. Katakan -wahai Rasul- kepada mereka, “Kalian sekali-kali tidak akan mengikuti kami menuju harta rampasan itu. Allah telah menjanjikan kepada kami bahwa harta rampasan perang Khaibar adalah untuk orang yang hadir dalam perjanjian Hudaibiyah.” Mereka akan berkata, “Larangan kalian terhadap kami untuk mengikuti kalian menuju Khaibar bukanlah perintah dari Allah, akan tetapi dikarenakan kedengkian kalian terhadap kami.” Padahal perkaranya bukan seperti yang diklaim oleh orang-orang yang tertinggal itu, akan tetapi mereka tidak mengerti perintah-perintah Allah dan larangan-larangan-Nya kecuali hanya sedikit, karena itulah mereka terjerumus ke dalam kemaksiatan terhadap-Nya.
16. Katakan -wahai Rasul- kepada orang-orang yang tertinggal dari kalangan Badui untuk keluar bersamamu menuju Makkah, sebagai bentuk ujian bagi mereka, “Kalian akan dipanggil untuk mengikuti peperangan melawan kaum yang mempunyai kekuatan besar dalam perang, kalian memerangi mereka di jalan Allah atau mereka mau masuk Islam tanpa ada peperangan. Jika kalian menaati Allah dalam panggilan-Nya untuk memerangi mereka, maka Allah akan memberikan pahala yang besar, yaitu Surga. Dan jika kalian berpaling dari ketaatan kepada-Nya -sebagaimana kalian berpaling saat kalian tertinggal untuk keluar bersama Rasulullah ke Makkah- maka Allah akan menyiksa kalian dengan siksa yang menyakitkan.
17. Tidak ada dosa bagi orang yang mempunyai alasan karena kebutaan, pincang atau sakit untuk tidak ikut perang di jalan Allah. Dan barangsiapa menaati Allah dan menaati Rasul-Nya niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang di bawah istana-istananya dan pepohonannya mengalir sungai-sungai. Dan barangsiapa berpaling dari ketaatan terhadap keduanya niscaya Allah menyiksanya dengan siksa yang menyakitkan.
18. Allah telah meridai orang-orang beriman yang mengucapkan janji setia kepadamu di Hudaibiyah dalam Bai’atur Riḍwān di bawah pohon, dan Allah mengetahui keimanan, keikhlasan dan kejujuran yang ada di dalam hati mereka, lalu Allah menurunkan ketenangan ke dalam hati mereka dan menganugerahi kemenangan yang dekat karena hal itu, yaitu kemenangan dalam perang Khaibar, sebagai ganti atas kegagalan mereka untuk memasuki Makkah.
19. Dan Allah memberikan kepada mereka harta rampasan yang banyak yang mereka ambil dari penduduk Khaibar, dan Allah Maha Perkasa, tidak ada seorangpun yang bisa mengalahkan-Nya, Maha Bijaksana dalam penciptaan-Nya, takdir-Nya dan pengaturan-Nya.
20. Allah telah menjanjikan kepada kalian -wahai orang-orang yang beriman- harta rampasan yang banyak yang kalian ambil dalam peperangan-peperangan Islam yang akan datang, Allah telah menjadikan untuk kalian harta rampasan Khaibar, menahan tangan orang-orang Yahudi ketika mereka hendak mencelakai keluarga kalian setelah kalian pergi, supaya rampasan yang disegerakan ini menjadi tanda bagi kalian atas pertolongan Allah dan peneguhan-Nya untuk kalian dan supaya Allah menunjuki kalian ke jalan yang lurus, yang tidak ada bengkoknya.
21. Dan Allah juga menjanjikan kepada kalian harta-harta rampasan lain yang belum kalian dapatkan pada saat ini, hanya Allah saja yang Mahakuasa atas hal itu, dan itu semua berada dalam pengetahuan-Nya dan pengaturan-Nya, dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, tidak ada yang melemahkan-Nya.
22. Jika seandainya orang-orang kafir kepada Allah dan Rasul-Nya memerangi kalian -wahai orang-orang yang beriman- niscaya mereka akan berbalik melarikan diri dalam keadaan kalah di hadapan kalian, kemudian mereka tidak mendapatkan pelindung yang melindungi urusan mereka dan tidak pula mendapatkan penolong yang menolong mereka dalam memerangi kalian.
23. Kemenangan orang-orang yang beriman dan kekalahan orang-orang kafir adalah hal yang pasti dalam setiap masa dan di setiap tempat, itu adalah ketetapan Allah dalam umat-umat yang telah lalu sebelum para pendusta itu. Dan engkau -wahai Rasul- tidak akan mendapati perubahan dalam sunnatullah (ketetapan Allah).
24. Dan Dia lah yang menahan tangan orang-orang musyrik dari diri kalian ketika datang kurang lebih delapan puluh orang dari mereka untuk mencelakai kalian di Hudaibiyah, dan menahan tangan kalian dari mereka sehingga kalian tidak membunuh mereka dan tidak menyakiti mereka, justru mereka kalian lepaskan setelah Allah menjadikan kalian mampu menawan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan, tidak ada sedikitpun dari amal perbuatan kalian yang luput dari-Nya.
25. Mereka adalah orang-orang yang kafir terhadap Allah dan Rasul-Nya, menghalangi kalian dari Masjidil Haram dan menghalangi hewan sembelihan sehingga tertahan untuk sampai ke tanah haram, tempat penyembelihannya. Kalaulah tidak karena adanya orang-orang lelaki dan perempuan yang beriman kepada Allah yang tidak kalian ketahui yang akan terbunuh oleh kalian bersama orang-orang kafir, sehingga kalian mendapatkan dosa karena membunuhnya dan harus membayar diyat, tanpa kalian sadari, niscaya Allah mengizinkan kalian untuk masuk Makkah agar Allah memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya seperti orang-orang beriman yang berada di Makkah. Jika nampak perbedaan yang jelas antara orang-orang kafir dengan orang-orang yang beriman di Makkah niscaya Kami menyiksa orang-orang yang kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dengan siksa yang menyakitkan.
26. Tatkala orang-orang yang kafir terhadap Allah dan Rasul-Nya menjadikan di dalam hati mereka pertahanan diri yaitu pertahanan jahiliah yang tidak berhubungan dengan menegakkan kebenaran akan tetapi berhubungan dengan hawa nafsu, sehingga mereka menghalangi Rasulullah masuk ke tempat mereka pada tahun perjanjian Hudaibiyah, mereka khawatir akan mendapat kehinaan karena terkalahkan. Lalu Allah menurunkan ketenangan dari sisi-Nya untuk Rasul-Nya dan menurunkan ketenangan untuk orang-orang yang beriman, sehingga kemarahan mereka tidak menjadikan mereka membalas kaum musyrikin dengan balasan yang semisal dengan perbuatan mereka, dan Allah mengharuskan orang-orang yang beriman mengucapkan kalimat kebenaran, yaitu ucapan "tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah," dan untuk melaksanakan hak-hak kalimat ini, maka mereka pun melaksanakannya. Dan orang-orang yang beriman lebih berhak atas kalimat ini dari selain mereka, dan mereka adalah pemiliknya yang sebenarnya karena kebaikan yang Allah ketahui di dalam hati mereka. Dan Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun yang luput dari-Nya.
27. Sungguh Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya kebenaran mimpinya dengan sebenarnya saat Allah menampakkannya di dalam tidurnya dan telah diberitahukan olehnya kepada para shahabatnya, bahwa dia dan para shahabatnya akan masuk Baitullah al-Haram dalam kondisi aman dari gangguan musuh kalian. Di antara kalian ada yang menggunduli kepalanya, dan ada yang mencukur pendek rambutnya sebagai bukti selesainya manasik mereka. Allah mengetahui maslahat kalian -wahai orang-orang yang beriman- apa yang tidak kalian ketahui. Dan di samping terbuktinya mimpi untuk masuk Makkah pada tahun itu, Allah menjadikan kemenangan dalam waktu dekat, yaitu perjanjian Hudaibiyah yang dirancang oleh Allah lalu diikuti dengan kemenangan perang Khaibar untuk orang-orang beriman yang menghadiri perjanjian Hudaibiyah.
28. Allah lah yang mengutus Rasul-Nya Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dengan keterangan yang jelas dan agama kebenaran yaitu Islam supaya Allah meninggikannya di atas semua agama-agama lain yang menyelisihinya. Allah telah bersaksi atas hal itu, dan cukuplah Allah sebagai saksi.
29. Muhammad adalah utusan Allah, dan para sahabatnya yang bersama beliau keras terhadap orang-orang kafir yang memerangi Islam dan saling berkasih sayang di antara mereka, saling berlemah-lembut dan saling menyayangi. Engkau lihat -wahai orang yang memperhatikan- mereka rukuk dan sujud untuk Allah -Subḥānahu-, meminta kepada Allah agar menganugerahkan kepada mereka ampunan dan pahala yang baik serta meridai mereka. Tanda mereka terdapat di wajah mereka dari bekas sujud sebagai bentuk ketaatan kepada Allah. Demikian kriteria mereka sebagaimana yang disebutkan di dalam Taurat, satu kitab yang diturunkan kepada Musa -'alaihissalām-. Adapun permisalan mereka di Injil, satu kitab yang diturunkan kepada Isa -'alaihissalām- yaitu bahwa mereka dalam bekerja sama dan kesempurnaan seperti tanaman yang mengeluarkan tunas kecilnya, lalu menjadi kuat dan menjadi tegak di atas batangnya. Kekuatannya dan kesempurnaannya menyenangkan bagi orang-orang yang menanamnya, karena Allah ingin membuat orang-orang kafir jengkel dengan mereka tatkala melihat kekuatan, keteguhan dan kesempurnaan yang ada pada mereka. Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman kepada-Nya dan mengerjakan amal saleh dari kalangan para sahabat ampunan atas dosa-dosa mereka, sehingga mereka tidak dibalas karena dosa-dosa mereka, dan pahala yang besar dari sisi-Nya, yaitu Surga.
سورة الفتح
معلومات السورة
الكتب
الفتاوى
الأقوال
التفسيرات

سورةُ (الفتح) من السُّوَر المدنية، نزلت في صلحِ (الحُدَيبيَة)، الذي كان بدايةً لفتحِ مكَّة الأعظم، وتحدَّثت عن جهاد المؤمنين، وعن (بَيْعة الرِّضوان)، وعن الذين تخلَّفوا عن رسول الله صلى الله عليه وسلم من الأعراب والمنافقين، كما تحدثت عن صدقِ الرُّؤيا التي رآها الرسولُ صلى الله عليه وسلم؛ وهي دخوله والمسلمين مكَّةَ مطمئنين، وقد تحقَّقت تلك الرؤيا الصادقةُ، وخُتمت بالثناء على الرسول الكريم صلى الله عليه وسلم، وأصحابِه الأخيار الأطهار.

ترتيبها المصحفي
48
نوعها
مدنية
ألفاظها
560
ترتيب نزولها
111
العد المدني الأول
29
العد المدني الأخير
29
العد البصري
29
العد الكوفي
29
العد الشامي
29

* نزَلتْ سورةُ (الفتح) يوم (الحُدَيبيَة):

عن أبي وائلٍ شَقِيقِ بن سلَمةَ رحمه الله، قال: «كنَّا بصِفِّينَ، فقامَ سهلُ بنُ حُنَيفٍ، فقال: أيُّها الناسُ، اتَّهِموا أنفسَكم؛ فإنَّا كنَّا مع رسولِ اللهِ ﷺ يومَ الحُدَيبيَةِ، ولو نرى قتالًا لقاتَلْنا، فجاءَ عُمَرُ بنُ الخطَّابِ، فقال: يا رسولَ اللهِ، ألَسْنا على الحقِّ وهم على الباطلِ؟ فقال: «بلى»، فقال: أليس قَتْلانا في الجنَّةِ وقَتْلاهم في النارِ؟ قال: «بلى»، قال: فعَلَامَ نُعطِي الدَّنيَّةَ في دِينِنا؟ أنَرجِعُ ولمَّا يحكُمِ اللهُ بَيْننا وبَيْنهم؟ فقال: «يا بنَ الخطَّابِ، إنِّي رسولُ اللهِ، ولن يُضيِّعَني اللهُ أبدًا»، فانطلَقَ عُمَرُ إلى أبي بكرٍ، فقال له مِثْلَ ما قال للنبيِّ ﷺ، فقال: إنَّه رسولُ اللهِ، ولن يُضيِّعَه اللهُ أبدًا؛ فنزَلتْ سورةُ الفتحِ، فقرَأَها رسولُ اللهِ ﷺ على عُمَرَ إلى آخِرِها، فقال عُمَرُ: يا رسولَ اللهِ، أوَفَتْحٌ هو؟ قال: «نعم»». صحيح البخاري (٣١٨٢).

* قوله تعالى: {لِّيُدْخِلَ اْلْمُؤْمِنِينَ وَاْلْمُؤْمِنَٰتِ جَنَّٰتٖ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا اْلْأَنْهَٰرُ} [الفتح: 5]:

عن أنسِ بن مالكٍ رضي الله عنه، قال: «{إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحٗا مُّبِينٗا} [الفتح: 1]، قال: الحُدَيبيَةُ، قال أصحابُه: هنيئًا مريئًا، فما لنا؟ فأنزَلَ اللهُ: {لِّيُدْخِلَ اْلْمُؤْمِنِينَ وَاْلْمُؤْمِنَٰتِ جَنَّٰتٖ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا اْلْأَنْهَٰرُ} [الفتح: 5]». قال شُعْبةُ: «فقَدِمْتُ الكوفةَ، فحدَّثْتُ بهذا كلِّه عن قتادةَ، ثم رجَعْتُ فذكَرْتُ له، فقال: أمَّا {إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ} [الفتح: ١]: فعن أنسٍ، وأمَّا «هنيئًا مريئًا»: فعن عِكْرمةَ». أخرجه البخاري (٤١٧٢).

* قوله تعالى: {وَهُوَ اْلَّذِي كَفَّ أَيْدِيَهُمْ عَنكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ عَنْهُم بِبَطْنِ مَكَّةَ مِنۢ بَعْدِ أَنْ أَظْفَرَكُمْ عَلَيْهِمْۚ} [الفتح: 24]:

عن المِسْوَرِ بن مَخرَمةَ ومَرْوانَ بن الحَكَمِ، قالا: «خرَجَ رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم زمَنَ الحُدَيبيَةِ، حتى إذا كانوا ببعضِ الطريقِ، قال النبيُّ صلى الله عليه وسلم: إنَّ خالدَ بنَ الوليدِ بالغَمِيمِ في خيلٍ لقُرَيشٍ طليعةً؛ فَخُذُوا ذاتَ اليمينِ، فواللهِ، ما شعَرَ بهم خالدٌ حتى إذا هُمْ بقَتَرةِ الجيشِ، فانطلَقَ يركُضُ نذيرًا لقُرَيشٍ، وسارَ النبيُّ صلى الله عليه وسلم، حتى إذا كان بالثَّنيَّةِ التي يَهبِطُ عليهم منها، برَكتْ به راحِلتُه، فقال الناسُ: حَلْ حَلْ، فألحَّتْ، فقالوا: خلَأتِ القَصْواءُ، خلَأتِ القَصْواءُ، فقال النبيُّ صلى الله عليه وسلم: «ما خلَأتِ القَصْواءُ، وما ذاكَ لها بخُلُقٍ، ولكنْ حبَسَها حابسُ الفيلِ»، ثم قال: «والذي نفسي بيدِه، لا يَسألوني خُطَّةً يُعظِّمون فيها حُرُماتِ اللهِ إلا أعطَيْتُهم إيَّاها»، ثم زجَرَها فوثَبتْ.

قال: فعدَلَ عنهم حتى نزَلَ بأقصى الحُدَيبيَةِ على ثَمَدٍ قليلِ الماءِ، يَتبرَّضُه الناسُ تبرُّضًا، فلَمْ يُلبِثْهُ الناسُ حتى نزَحوه، وشُكِيَ إلى رسولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم العطَشُ، فانتزَعَ سهمًا مِن كِنانتِه، ثم أمَرَهم أن يَجعَلوه فيه، فواللهِ، ما زالَ يَجِيشُ لهم بالرِّيِّ حتى صدَرُوا عنه.

فبينما هم كذلك، إذ جاءَ بُدَيلُ بنُ وَرْقاءَ الخُزَاعيُّ في نَفَرٍ مِن قومِه مِن خُزَاعةَ، وكانوا عَيْبةَ نُصْحِ رسولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم مِن أهلِ تِهامةَ، فقال: إنِّي ترَكْتُ كعبَ بنَ لُؤَيٍّ وعامرَ بنَ لُؤَيٍّ نزَلوا أعدادَ مياهِ الحُدَيبيَةِ، ومعهم العُوذُ المَطَافِيلُ، وهم مُقاتِلوك وصادُّوك عن البيتِ، فقال رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: «إنَّا لم نَجِئْ لِقتالِ أحدٍ، ولكنَّا جِئْنا معتمِرِينَ، وإنَّ قُرَيشًا قد نَهِكَتْهم الحربُ، وأضَرَّتْ بهم، فإن شاؤوا مادَدتُّهم مُدَّةً، ويُخَلُّوا بَيْني وبَيْنَ الناسِ، فإنْ أظهَرْ: فإن شاؤوا أن يدخُلوا فيما دخَلَ فيه الناسُ فعَلوا، وإلا فقد جَمُّوا، وإنْ هم أبَوْا، فوالذي نفسي بيدِه، لَأُقاتِلَنَّهم على أمري هذا حتى تنفرِدَ سالفتي، وَلَيُنفِذَنَّ اللهُ أمرَه»، فقال بُدَيلٌ: سأُبلِّغُهم ما تقولُ.

قال: فانطلَقَ حتى أتى قُرَيشًا، قال: إنَّا قد جِئْناكم مِن هذا الرَّجُلِ، وسَمِعْناه يقولُ قولًا، فإن شِئْتم أن نَعرِضَه عليكم فعَلْنا، فقال سفهاؤُهم: لا حاجةَ لنا أن تُخبِرَنا عنه بشيءٍ، وقال ذَوُو الرأيِ منهم: هاتِ ما سَمِعْتَه يقولُ، قال: سَمِعْتُه يقولُ كذا وكذا، فحدَّثَهم بما قال النبيُّ صلى الله عليه وسلم.

فقام عُرْوةُ بنُ مسعودٍ، فقال: أيْ قومِ، ألَسْتم بالوالدِ؟ قالوا: بلى، قال: أوَلَسْتُ بالولدِ؟ قالوا: بلى، قال: فهل تتَّهِموني؟ قالوا: لا، قال: ألَسْتم تَعلَمون أنِّي استنفَرْتُ أهلَ عُكَاظَ، فلمَّا بلَّحُوا عليَّ، جِئْتُكم بأهلي وولَدي ومَن أطاعني؟ قالوا: بلى، قال: فإنَّ هذا قد عرَضَ لكم خُطَّةَ رُشْدٍ، اقبَلوها ودَعُوني آتِيهِ، قالوا: ائتِهِ، فأتاه، فجعَلَ يُكلِّمُ النبيَّ صلى الله عليه وسلم، فقال النبيُّ صلى الله عليه وسلم نحوًا مِن قولِه لبُدَيلٍ، فقال عُرْوةُ عند ذلك: أيْ مُحمَّدُ، أرأَيْتَ إنِ استأصَلْتَ أمرَ قومِك، هل سَمِعْتَ بأحدٍ مِن العرَبِ اجتاحَ أهلَه قَبْلَك؟ وإن تكُنِ الأخرى، فإنِّي واللهِ لَأرى وجوهًا، وإنِّي لَأرى أوشابًا مِن الناسِ خليقًا أن يَفِرُّوا ويدَعُوك، فقال له أبو بكرٍ الصِّدِّيقُ: امصَصْ ببَظْرِ اللَّاتِ، أنَحْنُ نَفِرُّ عنه وندَعُه؟! فقال: مَن ذا؟ قالوا: أبو بكرٍ، قال: أمَا والذي نفسي بيدِه، لولا يدٌ كانت لك عندي لم أَجْزِكَ بها، لَأجَبْتُك، قال: وجعَلَ يُكلِّمُ النبيَّ صلى الله عليه وسلم، فكلَّما تكلَّمَ أخَذَ بلِحْيتِه، والمُغِيرةُ بنُ شُعْبةَ قائمٌ على رأسِ النبيِّ صلى الله عليه وسلم، ومعه السَّيْفُ، وعليه المِغفَرُ، فكلَّما أهوى عُرْوةُ بيدِه إلى لِحْيةِ النبيِّ صلى الله عليه وسلم، ضرَبَ يدَه بنَعْلِ السَّيْفِ، وقال له: أخِّرْ يدَكَ عن لِحْيةِ رسولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم، فرفَعَ عُرْوةُ رأسَه، فقال: مَن هذا؟ قالوا: المُغِيرةُ بنُ شُعْبةَ، فقال: أيْ غُدَرُ، ألَسْتُ أسعى في غَدْرتِك؟ وكان المُغِيرةُ صَحِبَ قومًا في الجاهليَّةِ فقتَلَهم، وأخَذَ أموالَهم، ثم جاءَ فأسلَمَ، فقال النبيُّ صلى الله عليه وسلم: «أمَّا الإسلامَ فأقبَلُ، وأمَّا المالَ فلَسْتُ منه في شيءٍ»، ثم إنَّ عُرْوةَ جعَلَ يرمُقُ أصحابَ النبيِّ صلى الله عليه وسلم بعَيْنَيهِ، قال: فواللهِ، ما تنخَّمَ رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم نُخَامةً إلا وقَعتْ في كَفِّ رجُلٍ منهم، فدلَكَ بها وجهَه وجِلْدَه، وإذا أمَرَهم ابتدَرُوا أمرَه، وإذا توضَّأَ كادوا يقتتِلون على وَضوئِه، وإذا تكلَّمَ خفَضوا أصواتَهم عنده، وما يُحِدُّون إليه النَّظَرَ تعظيمًا له ، فرجَعَ عُرْوةُ إلى أصحابِه، فقال: أيْ قومِ، واللهِ، لقد وفَدتُّ على الملوكِ، ووفَدتُّ على قَيصَرَ وكِسْرَى والنَّجاشيِّ، واللهِ، إنْ رأَيْتُ مَلِكًا قطُّ يُعظِّمُه أصحابُه ما يُعظِّمُ أصحابُ مُحمَّدٍ صلى الله عليه وسلم مُحمَّدًا، واللهِ، إنْ تَنخَّمَ نُخَامةً إلا وقَعتْ في كَفِّ رجُلٍ منهم، فدلَكَ بها وجهَه وجِلْدَه، وإذا أمَرَهم ابتدَرُوا أمرَه، وإذا توضَّأَ كادُوا يقتتِلون على وَضوئِه، وإذا تكلَّمَ خفَضوا أصواتَهم عنده، وما يُحِدُّون إليه النَّظَرَ تعظيمًا له، وإنَّه قد عرَضَ عليكم خُطَّةَ رُشْدٍ فاقبَلوها.

فقال رجُلٌ مِن بني كِنانةَ: دَعُوني آتِيهِ، فقالوا: ائتِهِ، فلمَّا أشرَفَ على النبيِّ صلى الله عليه وسلم وأصحابِه، قال رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: «هذا فلانٌ، وهو مِن قومٍ يُعظِّمون البُدْنَ، فابعَثوها له»، فبُعِثتْ له، واستقبَلَه الناسُ يُلَبُّون، فلمَّا رأى ذلك، قال: سُبْحانَ اللهِ! ما ينبغي لهؤلاء أن يُصَدُّوا عن البيتِ! فلمَّا رجَعَ إلى أصحابِه، قال: رأَيْتُ البُدْنَ قد قُلِّدتْ وأُشعِرتْ، فما أرى أن يُصَدُّوا عن البيتِ.

فقامَ رجُلٌ منهم يقالُ له: مِكْرَزُ بنُ حَفْصٍ، فقال: دعُوني آتِيهِ، فقالوا: ائتِهِ، فلمَّا أشرَفَ عليهم، قال النبيُّ صلى الله عليه وسلم: «هذا مِكْرَزٌ، وهو رجُلٌ فاجرٌ»، فجعَلَ يُكلِّمُ النبيَّ صلى الله عليه وسلم، فبَيْنما هو يُكلِّمُه، إذ جاءَ سُهَيلُ بنُ عمرٍو، قال مَعمَرٌ: فأخبَرَني أيُّوبُ، عن عِكْرمةَ: أنَّه لمَّا جاءَ سُهَيلُ بنُ عمرٍو، قال النبيُّ صلى الله عليه وسلم: «لقد سهُلَ لكم مِن أمرِكم».

قال مَعمَرٌ: قال الزُّهْريُّ في حديثِه: فجاء سُهَيلُ بنُ عمرٍو، فقال: هاتِ اكتُبْ بَيْننا وبَيْنكم كتابًا، فدعَا النبيُّ صلى الله عليه وسلم الكاتبَ، فقال النبيُّ صلى الله عليه وسلم: «بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحيمِ»، قال سُهَيلٌ: أمَّا الرَّحْمنُ، فواللهِ ما أدري ما هو، ولكنِ اكتُبْ باسمِك اللهمَّ كما كنتَ تكتُبُ، فقال المسلمون: واللهِ، لا نكتُبُها إلا بسمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحيمِ، فقال النبيُّ صلى الله عليه وسلم: «اكتُبْ باسمِك اللهمَّ»، ثم قال: «هذا ما قاضَى عليه مُحمَّدٌ رسولُ اللهِ»، فقال سُهَيلٌ: واللهِ، لو كنَّا نَعلَمُ أنَّك رسولُ اللهِ، ما صدَدْناك عن البيتِ، ولا قاتَلْناك، ولكنِ اكتُبْ: مُحمَّدُ بنُ عبدِ اللهِ، فقال النبيُّ صلى الله عليه وسلم: «واللهِ، إنِّي لَرسولُ اللهِ، وإن كذَّبْتموني، اكتُبْ: مُحمَّدُ بنُ عبدِ اللهِ»، قال الزُّهْريُّ: وذلك لقولِه: «لا يَسألوني خُطَّةً يُعظِّمون فيها حُرُماتِ اللهِ إلا أعطَيْتُهم إيَّاها»، فقال له النبيُّ صلى الله عليه وسلم: «على أن تُخَلُّوا بَيْننا وبَيْنَ البيتِ فنطُوفَ به»، فقال سُهَيلٌ: واللهِ، لا تَتحدَّثُ العرَبُ أنَّا أُخِذْنا ضُغْطةً، ولكنْ ذلك مِن العامِ المقبِلِ، فكتَبَ، فقال سُهَيلٌ: وعلى أنَّه لا يأتيك منَّا رجُلٌ - وإن كان على دِينِك - إلا ردَدتَّه إلينا، قال المسلمون: سُبْحانَ اللهِ! كيف يُرَدُّ إلى المشركين وقد جاء مسلِمًا؟!

فبَيْنما هم كذلك، إذ دخَلَ أبو جَنْدلِ بنُ سُهَيلِ بنِ عمرٍو يرسُفُ في قيودِه، وقد خرَجَ مِن أسفَلِ مكَّةَ حتى رمَى بنفسِه بين أظهُرِ المسلمين، فقال سُهَيلٌ: هذا - يا مُحمَّدُ - أوَّلُ ما أُقاضيك عليه أن ترُدَّه إليَّ، فقال النبيُّ صلى الله عليه وسلم: «إنَّا لم نَقْضِ الكتابَ بعدُ»، قال: فواللهِ، إذًا لم أُصالِحْك على شيءٍ أبدًا، قال النبيُّ صلى الله عليه وسلم: «فأجِزْهُ لي»، قال: ما أنا بمُجيزِهِ لك، قال: «بلى فافعَلْ»، قال: ما أنا بفاعلٍ، قال مِكْرَزٌ: بل قد أجَزْناه لك.

قال أبو جَنْدلٍ: أيْ معشرَ المسلمين، أُرَدُّ إلى المشركين وقد جِئْتُ مسلِمًا؟! ألَا ترَوْنَ ما قد لَقِيتُ؟! وكان قد عُذِّبَ عذابًا شديدًا في اللهِ.

قال: فقال عُمَرُ بنُ الخطَّابِ: فأتَيْتُ نبيَّ اللهِ صلى الله عليه وسلم، فقلتُ: ألَسْتَ نبيَّ اللهِ حقًّا؟! قال: «بلى»، قلتُ: ألَسْنا على الحقِّ، وعدُوُّنا على الباطلِ؟! قال: «بلى»، قلتُ: فلِمَ نُعطِي الدَّنيَّةَ في دِينِنا إذًا؟ قال: «إنِّي رسولُ اللهِ، ولستُ أعصيه، وهو ناصري»، قلتُ: أوَليس كنتَ تُحدِّثُنا أنَّا سنأتي البيتَ فنطُوفُ به؟ قال: «بلى، فأخبَرْتُك أنَّا نأتيه العامَ؟!»، قال: قلتُ: لا، قال: «فإنَّك آتِيهِ، ومُطَّوِّفٌ به»، قال: فأتَيْتُ أبا بكرٍ، فقلتُ: يا أبا بكرٍ، أليس هذا نبيَّ اللهِ حقًّا؟ قال: بلى، قلتُ: ألَسْنا على الحقِّ وعدُوُّنا على الباطلِ؟ قال: بلى، قلتُ: فلِمَ نُعطِي الدَّنيَّةَ في دِينِنا إذًا؟ قال: أيُّها الرَّجُلُ، إنَّه لَرسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم، وليس يَعصِي ربَّه، وهو ناصِرُه؛ فاستمسِكْ بغَرْزِه؛ فواللهِ، إنَّه على الحقِّ، قلتُ: أليس كان يُحدِّثُنا أنَّا سنأتي البيتَ ونطُوفُ به؟ قال: بلى، أفأخبَرَك أنَّك تأتيه العامَ؟ قلتُ: لا، قال: فإنَّك آتِيهِ ومطَّوِّفٌ به.

قال الزُّهْريُّ: قال عُمَرُ: فعَمِلْتُ لذلك أعمالًا.

قال: فلمَّا فرَغَ مِن قضيَّةِ الكتابِ، قال رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم لأصحابِه: «قُومُوا فانحَروا، ثم احلِقوا»، قال: فواللهِ، ما قامَ منهم رجُلٌ، حتى قال ذلك ثلاثَ مرَّاتٍ، فلمَّا لم يقُمْ منهم أحدٌ، دخَلَ على أمِّ سلَمةَ، فذكَرَ لها ما لَقِيَ مِن الناسِ، فقالت أمُّ سلَمةَ: يا نبيَّ اللهِ، أتُحِبُّ ذلك؟! اخرُجْ ثم لا تُكلِّمْ أحدًا منهم كلمةً حتى تَنحَرَ بُدْنَك، وتدعوَ حالِقَك فيَحلِقَك، فخرَجَ فلم يُكلِّمْ أحدًا منهم حتى فعَلَ ذلك؛ نحَرَ بُدْنَه، ودعَا حالِقَه فحلَقَه، فلمَّا رأَوْا ذلك قامُوا فنحَرُوا، وجعَلَ بعضُهم يَحلِقُ بعضًا، حتى كادَ بعضُهم يقتُلُ بعضًا غمًّا.

ثم جاءَه نِسْوةٌ مؤمِناتٌ؛ فأنزَلَ اللهُ تعالى: {يَٰٓأَيُّهَا اْلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا جَآءَكُمُ اْلْمُؤْمِنَٰتُ مُهَٰجِرَٰتٖ فَاْمْتَحِنُوهُنَّۖ} [الممتحنة: 10] حتى بلَغَ {بِعِصَمِ اْلْكَوَافِرِ} [الممتحنة: 10]، فطلَّقَ عُمَرُ يومَئذٍ امرأتَينِ كانتا له في الشِّرْكِ، فتزوَّجَ إحداهما مُعاويةُ بنُ أبي سُفْيانَ، والأخرى صَفْوانُ بنُ أُمَيَّةَ.

ثم رجَعَ النبيُّ صلى الله عليه وسلم إلى المدينةِ، فجاءَه أبو بَصِيرٍ - رجُلٌ مِن قُرَيشٍ - وهو مسلِمٌ، فأرسَلوا في طلَبِه رجُلَينِ، فقالوا: العهدَ الذي جعَلْتَ لنا، فدفَعَه إلى الرَّجُلَينِ، فخرَجَا به حتى بلَغَا ذا الحُلَيفةِ، فنزَلوا يأكلون مِن تَمْرٍ لهم، فقال أبو بَصِيرٍ لأحدِ الرَّجُلَينِ: واللهِ، إنِّي لَأرى سَيْفَك هذا يا فلانُ جيِّدًا، فاستَلَّه الآخَرُ، فقال: أجَلْ، واللهِ، إنَّه لَجيِّدٌ، لقد جرَّبْتُ به، ثم جرَّبْتُ، فقال أبو بَصِيرٍ: أرِني أنظُرْ إليه، فأمكَنَه منه، فضرَبَه حتى برَدَ، وفَرَّ الآخَرُ حتى أتى المدينةَ، فدخَلَ المسجدَ يعدو، فقال رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم حينَ رآه: «لقد رأى هذا ذُعْرًا»، فلمَّا انتهى إلى النبيِّ صلى الله عليه وسلم، قال: قُتِلَ - واللهِ - صاحبي، وإنِّي لَمقتولٌ، فجاءَ أبو بَصِيرٍ، فقال: يا نبيَّ اللهِ، قد - واللهِ - أوفى اللهُ ذِمَّتَك، قد ردَدتَّني إليهم، ثم أنجاني اللهُ منهم، قال النبيُّ صلى الله عليه وسلم: «وَيْلُ أُمِّهِ! مِسْعَرَ حَرْبٍ لو كان له أحدٌ»، فلمَّا سَمِعَ ذلك، عرَفَ أنَّه سيرُدُّه إليهم، فخرَجَ حتى أتى سِيفَ البحرِ.

قال: وينفلِتُ منهم أبو جَنْدلِ بنُ سُهَيلٍ، فلَحِقَ بأبي بَصِيرٍ، فجعَلَ لا يخرُجُ مِن قُرَيشٍ رجُلٌ قد أسلَمَ إلا لَحِقَ بأبي بَصِيرٍ، حتى اجتمَعتْ منهم عِصابةٌ؛ فواللهِ، ما يَسمَعون بِعِيرٍ خرَجتْ لقُرَيشٍ إلى الشَّأمِ إلا اعترَضوا لها، فقتَلوهم وأخَذوا أموالَهم، فأرسَلتْ قُرَيشٌ إلى النبيِّ صلى الله عليه وسلم تُناشِدُه باللهِ والرَّحِمِ، لَمَا أرسَلَ: فمَن أتاه فهو آمِنٌ، فأرسَلَ النبيُّ صلى الله عليه وسلم إليهم؛ فأنزَلَ اللهُ تعالى: {وَهُوَ اْلَّذِي كَفَّ أَيْدِيَهُمْ عَنكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ عَنْهُم بِبَطْنِ مَكَّةَ مِنۢ بَعْدِ أَنْ أَظْفَرَكُمْ عَلَيْهِمْۚ} [الفتح: 24] حتى بلَغَ {اْلْحَمِيَّةَ حَمِيَّةَ اْلْجَٰهِلِيَّةِ} [الفتح: 26]، وكانت حَمِيَّتُهم أنَّهم لم يُقِرُّوا أنَّه نبيُّ اللهِ، ولم يُقِرُّوا ببِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحيمِ، وحالُوا بَيْنَهم وبَيْنَ البيتِ». أخرجه البخاري (٢٧٣١).

* سورة (الفتح):

سُمِّيت سورةُ (الفتح) بهذا الاسم؛ لأنها افتُتحت بذكرِ بشرى الفتح للمؤمنين؛ قال تعالى: {إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحٗا مُّبِينٗا} [الفتح: 1].

* وصَف رسولُ الله صلى الله عليه وسلم سورة (الفتح) يومَ نزلت بأنها أحَبُّ إليه مما طلَعتْ عليه الشمسُ:

عن أسلَمَ مولى عُمَرَ بن الخطابِ رضي الله عنه: «أنَّ رسولَ اللهِ ﷺ كان يَسِيرُ في بعضِ أسفارِه، وعُمَرُ بنُ الخطَّابِ يَسِيرُ معه ليلًا، فسألَه عُمَرُ عن شيءٍ، فلم يُجِبْهُ رسولُ اللهِ ﷺ، ثم سألَه فلم يُجِبْهُ، ثم سألَه فلم يُجِبْهُ، فقال عُمَرُ: ثَكِلَتْكَ أمُّك؛ نزَرْتَ رسولَ اللهِ ﷺ ثلاثَ مرَّاتٍ، كلَّ ذلك لا يُجِيبُك، قال عُمَرُ: فحرَّكْتُ بعيري حتى كنتُ أمامَ الناسِ، وخَشِيتُ أن يَنزِلَ فيَّ قرآنٌ، فما نَشِبْتُ أنْ سَمِعْتُ صارخًا يصرُخُ بي، قال: فقلتُ: لقد خَشِيتُ أن يكونَ نزَلَ فيَّ قرآنٌ، قال: فجِئْتُ رسولَ اللهِ ﷺ، فسلَّمْتُ عليه، فقال: «لقد أُنزِلتْ عليَّ الليلةَ سورةٌ لَهِيَ أحَبُّ إليَّ ممَّا طلَعتْ عليه الشمسُ»، ثم قرَأَ: {إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحٗا مُّبِينٗا} [الفتح: 1]». أخرجه البخاري (٥٠١٢).

1. صلحُ (الحُدَيبيَة)، وآثارُه (١-٧).

2. مهامُّ النبيِّ صلى الله عليه وسلم، ومغزى (بَيْعة الرِّضوان) (٨-١٠).

3. أحوال المتخلِّفين عن (الحُدَيبيَة) (١١-١٧).

4. (بَيْعة الرِّضوان)، وآثارها الخَيِّرة (١٨-٢٤).

5. أسباب وآثار الصلح (٢٥-٢٦).

6. تحقيق رؤيا النبيِّ صلى الله عليه وسلم، وأوصافُه، وأصحابه (٢٧-٢٩).

ينظر: "التفسير الموضوعي لسور القرآن الكريم" لمجموعة من العلماء (7 /288).

يقول البِقاعيُّ: «مقصودها: اسمُها الذي يعُمُّ فَتْحَ مكَّةَ، وما تقدَّمَه من صلح الحُدَيبيَة، وفتحِ خَيْبَرَ، ونحوِهما، وما تفرَّعَ عنه من إسلامِ أهل جزيرة العرب، وقتالِ أهل الرِّدة، وفتوح جميع البلاد، الذي يجمعه كلَّه إظهارُ هذا الدِّين على الدِّين كله.

وهذا كلُّه في غاية الظهور؛ بما نطق به ابتداؤها وأثناؤها، في مواضعَ منها: {لَّقَدْ صَدَقَ اْللَّهُ رَسُولَهُ اْلرُّءْيَا بِاْلْحَقِّۖ}[الفتح:27].

وانتهاؤها: {لِيُظْهِرَهُۥ عَلَى اْلدِّينِ كُلِّهِ}[الفتح:28]، {مُّحَمَّدٞ رَّسُولُ اْللَّهِۚ} [الفتح: 29] إلى قوله: {لِيَغِيظَ بِهِمُ اْلْكُفَّارَۗ} [الفتح:29]؛ أي: بالفتحِ الأعظم، وما دُونَه من الفتوحات». "مصاعد النظر للإشراف على مقاصد السور" للبقاعي (2 /492).